Wednesday, October 11, 2006

THE POWER OF SONG

"If you distressed by anything external the pain is not due to the thing itself, but to your estimate of it; and this you have the power to revoke at any moment (Marcus Aurelius)"

Of course, every human ever get the problem. Problem happen without different the rich and the poor man. Have you ever feel so down, then seem no the way. What will you do ? Have you ever find friend who can help you to solve and accompany till you get the way.

Here I don’t talk about how can you solve your problem. But this topic is about the song that has the power which can make me very strong. Sometime We whistle kind of song to entertain us. But never know the meaning. I want to express what I feel. And till up to date I haven’t wanted to stop singing.

Song is the one of way to solve it. So how can ? Here, I want to share it. I don’t want to tell what kind of problem happen to me! This is a reflection and bring me to the dangerous condition. It heart and then make so heavy. I know I have to survive but I need power to break it. I choose one of the several music songs which I saved on my computer. Below is the lyrics of YOU RAISE ME UP :

When I’m down and, oh my soul so weary
When troubles come and my heart burdened be
Then, I’m still and wait here in the silence
Until you come and sit a while with me

You raise me up, so I can stand on mountain
You raise me up, to walk on stormy seas
I’m strong, when I’m on your shoulders
You raise me up….to more than I can be

Weary is like very tired, but no fear, there’s HOPE. As we know all what fear feels like. It’s hurt common limiting emotion. Not only do we fear new things, but we also feel fear in addition to other negative emotions. It’s merely our mind imagining something awful that has not yet happened. When we feel free our body releases into the blood stream adrenalin, glucose and other energy producing chemicals.

From above song I can learn about the pretty lyrics description . When we ready lyrics by lyrics I gotta deeply memorize which really great influence on me. I love it very much.

No giving up
See the lyrics “I can stand on mountain”. What I can describe is about the high place. Mountain is talking about the hope. And hope is something news which can’t be showed and not yet happen but there’s probability.

Pass from the problem
“Walk on stormy sea” . I’m created as the problem solver. Problem like the stormy. Sea showed the wave. I can give meaning that I get the heavy problem which so burden. But we can pass it when helper come. We need helper to walk and accompany until the way can be found.

The Power
This lyrics seem talk us about shoulder which is the helper itself. This is the energy it’s quite powerful. This energy is producted in the body an area that extends from about the navel to appromiximately mid-high. Energy is aiming to moving up. Energy also begins to raise the creative center.

Thursday, October 05, 2006

ALL ABOUT MONEY.......

Money can buy house but not home
Money can buy bed but not sleep
Money can buy clock but not time
Money can buy book but not knowledge
Money can buy food but not appetite
Money can buy position but not respect
Money can buy blood but not life
Money can buy medicine but not health
Money can buy sex but not love
Money can buy insurance but not safety

MENDONGKRAK NILAI JUAL

Action & Wisdom Motivation Training

Dalam dunia kerja, ada dua jenis pekerja krah putih (white collar). Pertama adalah para profesional yang selalu merasa tidak puas dengan posisinya saat ini, tetapi tidak memiliki bargaining power yang cukup untuk memperbaikinya. Kedua, adalah para profesional yang punya bargaining power tinggi dan dapat menikmati berbagai kemudahan maupun fasilitas lebih. Profesional jenis pertama memang kurang beruntung nasibnya. Posisi mereka kurang bagus, gaji di bawah standar, mentok karirnya, perusahaannya kurang maju, dan mereka mengalami demotivasi. Dalam situasi seperti ini, biasanya salah satu kesibukan mereka adalah mengamati iklan lowongan kerja dan mengirimkan banyak surat lamaran, dengan harapan akan mendapat peluang baru. Posisi tawar profesional seperti ini memang selalu lemah.
Profesional jenis kedua, sebaliknya, adalah profesional unggul yang punya “argo” tinggi. Maksudnya, mereka punya posisi bagus, “disayang” perusahaan, gaji standar tinggi, dan tunjangan berlimpah. Lebih enaknya lagi, mereka selalu diburu oleh para head hunter. Setiap kali ada tawaran untuk pindah perusahaan, mereka pasti mendapat tawaran posisi, gaji, tunjangan, fasilitas, dan tantangan yang lebih besar. Bagi mereka, hidup selalu dihampiri oleh beragam pilihan baru yang menarik dan penuh tantangan.

Bekerja bersama para profesional unggul adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa. Benar! Passion mereka, hasrat mereka, dan tenaga mereka, serasa tidak pernah habis. Namun, apakah profesional unggul dan berharga tinggi seperti itu banyak jumlahnya? Tampaknya tidak banyak. Itu sebabnya nilai jual mereka tinggi dan selalu saja jadi rebutan di mana-mana. Karena jadi rebutan, harganya pun lumayan tinggi dan terus meninggi. Hukum supply and demand berlaku di sini.

Nah, sebenarnya apa ciri-ciri profesional yang unggul dan bernilai jual tinggi itu? :
Punya kepercayaan yang tinggi pada kemampuan diri. Profesional yang berharga tinggi memang punya kemampuan-kemampuan dasar (teknis maupun manajerial) yang lengkap dan unggul dibanding profesional rata-rata. Selain hal dasar itu, mereka juga sangat percaya diri dengan kemampuannya tersebut. Alhasil, orang dapat melihat adanya “aura” keyakinan yang kuat bahwa mereka akan selalu berhasil menaklukkan setiap tantangan.
Punya visi sukses. Sebenarnya banyak profesional yang punya skill tinggi, tapi mereka tidak selalu punya visi yang jelas mengenai keberhasilan-keberhasilan yang dapat mereka raih. Itulah bedanya. Profesional yang paling sukses selalu menawarkan visi kemajuan kepada perusahaan yang mereka pimpin atau yang mempekerjakan mereka.
Track record bagus. Ini tidak terbantahkan. Hanya profesional yang punya portofolio dan kinerja sempurna yang punya posisi bagus. Track record menjadi modal utama dalam setiap proses tawar menawar. Mereka yang punya track record bagus, pasti nilai jualnya tinggi.
Punya karakter. Profesional yang unggul bukanlah orang-orang yang lemah karakternya.

Profesional unggul selalu punya karakter kuat sehingga mereka dapat menangani banyak persoalan dengan efektif dan efisien. Karena keunggulan karakter itu, mereka merupakan para leader di bidangnya masing-masing. Mereka sadar dengan kekuatan karakternya itu, dan benar-benar tahu bagaimana menjual atau memanfaatkannya.
Memberi lebih. Inilah salah satu ciri khas profesional yang unggul, yaitu sanggup memberikan sesuatu yang lebih kepada perusahaan. Memberikan apa yang dituntut perusahaan adalah hal biasa bagi mereka. Tapi memberi di atas target perusahaan, itulah tantangan yang selalu ingin mereka pecahkan.

Pertanyaannya kemudian, adakah profesional unggul yang kurang beruntung? Ada! Bisa jadi kualitas-kualitas teknis dan manajerial yang dimiliki memang unggul, tetapi kesempatan agak jarang menghampiri. Mengapa demikian? Mungkin karena sebab-sebab kepribadian atau motivasional. Soal kepribadian, semisal yang bersangkutan cenderung menutup diri, tidak punya networking, kurang berani ngomong atau menjual diri, atau berjiwa konservatif (kurang suka tantangan dan hal-hal baru). Sementara hambatan motivasional bisa berupa lemahnya need for achievment dan tidak adanya visi kesuksesan dalam diri yang bersangkutan.
Bagaimana dengan profesional yang punya skill bagus tetapi kurang beruntung dan ingin mendongkrak harga jualnya? Ada beberapa kiat yaitu :

  1. Menempa kemampuan diri dengan belajar terus-menerus. Ini sudah menjadi slogan para profesional dewasa ini. Tetapi seberapa banyak profesional yang benar-benar melakukannya?
  2. Belajar dan terus belajar, itulah rahasia keberhasilan orang sukses. Belajar dari siapa saja yang punya pengalaman dan kemampuan lebih dibanding diri kita.
  3. Terus menjalin networking, ini juga harga mati. Tanpa networking yang berkualitas, karir bisa mandeg. Mengapa? Karena dari networking-lah banyak kesempatan dan peluang datang. Dari networking pula kita bisa menciptakan sendiri kesempatan-kesempatan kita.
  4. Up date terus informasi. Jangan mau tertinggal oleh informasi-informasi terbaru. Bill Gates bilang; business @ the speed of thought. Jadi, terus up date informasi melalui internet, jurnal, koran, majalah, buku-buku, dan seminar-seminar.
  5. Berani jual diri. Siapa pun boleh ngomong dirinya adalah yang terbaik di bidang tertentu.

Tetapi jika orang lain tidak tahu, siapa yang akan menggunakan jasa atau keahliannya itu? Jadi, beranilah berbicara mengenai kemampuan dan keahlian diri sendiri. Ini eranya personal branding. Yang tidak berani menjual diri ya tidak laku.

Sesungguhnya, bagi orang-orang yang punya kualitas unggul, kesempatan bagus akan selalu datang kepadanya. Entah itu kapan, ada yang cepat ada pula yang lambat. Jika ingin mempercepat, cobalah mengikuti apa yang di sampaikan di atas. Semoga berhasil. Salam sukses luar biasa!
*Author : Andrie Wongso

REFLECTION

Hari yang cerah, pagi yang indah. Pagi itu aku melihat anak-anak Sekolah Dasar sedang latihan memainkan gitar. Indah sekali dan sangat menyentuh. Permainan gitarku tak seindah mereka ini, meskipun aku sangat menguasai lagu tersebut dan ingin menyanyikannya, tetapi aku tak bisa melakukannya. Untuk menjadi seindah ini tidak cukup hanya berlatih tetapi harus mempunyai pelatih seperti mereka. Gitar bisa membawaku melayang….like a dream I can fly.

Pekerjaan terkadang membuatku jenuh dan capek. Walau terkadang aku menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu Rahmat. Aku mengutipnya dari Jansen Sinamo, Guru Etos Indonesia. Rahmat itu, per defenisi adalah kebaikan yang kita terima tanpa kualifikasi, tanpa syarat. Rahmat tidak dikaitkan dengan prestasi, merit atau kebaikan kita. Dengan kata lain rahmat itu adalah anugerah, berkat, kasih karunia, idop ni uhur kata orang Simalungun. Kata Jansen lagi, hanya Tuhan lah yang mampu memberikan rahmat yang paripurna.Rahmat itu ternyata ada macam-macamnya. Ada rahmat umum, yakni rahmat yang semua orang mendapatkan dan menikmatinya. Udara, sinar matahari, hujan, bahasa ibu yang secara otomatis kita kuasai sejak kecil, dan sebagainya.Ada juga rahmat khusus yakni rahmat yang secara istimewa didapatkan seseorang dan orang lain tidak. Misalnya orang Batak dianugerahi Danau Toba yang luas dan cantik sehingga ketika orang bertanya tentang kampung halamannya maka ia bisa cepat bilang, kira-kira satu jam dari Danau Toba.
Rahmat khusus ini bisa dalam berbagai bentuk. Semisal, rahmat yang bersifat serendipitas yakni menemukan atau memperoleh sesuatu yang bernilai tanpa mencarinya. Contoh klasik adalah penemuan Amerika oleh Columbus. IA sebenarnya tidak berniat menemukan benua itu. Ia cuma ingin mencari jalur baru ke India. Tetapi ia gagal dan malah mendapat 'ganjaran' sebuah benua raksasa. Rahmat serendipitas.
Rahmat khusus lain adalah rahmat yang muncul tak terduga-duga, koinsidensial, kebetulan. Jansen menulis, "Terjadinya dua peristiwa secara bersamaan tak ada yang mengaturnya namun setangkup saling memenuhi." Misalnya, pada sautu saat kita sedang benar-benar membutuhkan pertolongan si X. Tanpa kita duga-duga, si X menelepon dan kemudian muncul di hadapan kita. Sebuah rahmat yang tak terduga, bukan?
Selain itu juga ada Rahmat terselubung yaitu rahmat yang datang dari berbagai kecelakaan. Misalnya, dalam kisah Titanic diceritakan ada satu keluarga di Inggris yang merencanakan liburan ke Amerika menumpang kapal itu. Namun beberapa hari sebelum berangkat, anak mereka digigit anjing dan positif kena rabies menyebabkan mereka batal berlayar. Beruntung bukan? Dibalik batalnya mereka berangkat, mereka terhindar dari maut. Blessing in disguised.Penjelasan tentang Rahmat tadi, adalah bagian dari penuturan Jansen tentang salah satu dari delapan Etos kerja profesional, yakni Etos 1: Kerja adalah rahmat. Menurut Jansen, jika seorang profesional ingin sukses, jika sebuah korporasi ingin membangun keberhasilan yang sejati, etos semacam itu harus di bangun pada tiap insan, yakni Kerja adalah rahmat. Dengan menempatkan kerja sebagai rahmat, bahwa pekerjaan adalah juga dianugerahkan oleh Tuhan karena kita yakin Dia yang selalu memelihara dan bersama kita, maka seseorang akan mengejawantahkannya dalam hidup berupa tekad 'Aku bekerja tulus penuh syukur.'Anda, sama seperti saya, awalnya pasti akan mentertawakan pernyataan, bahwa 'kerja adalah rahmat Tuhan.' Yang benar saja. Kita kan harus berjuang mati-matian mengalahkan saingan lain ketika dites untuk bekerja di sebuah perusahaan? Masa' sih itu anugerah? Diberi secara cuma-cuma oleh Tuhan? Ada lima alasan mengapa kita menganggap pekerjaan adalah rahmat.
Pertama, karena dengan pekerjaan lah Dia memelihara kita. Dengan bekerja lah kita dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Dan itu adalah jalanNya menafkahi kita, bila kita percaya semua yang ada adalah milikNya. Masuk akal, bukan?
Kedua, dengan bekerja orang tidak hanya dipenuhi kebutuhan jasmaniahnya. Ia bergaul, berinteraksi dan merasa jadi manusia seutuh-utuhnya. Jadi insan mulia. Ini tak pernah kita dapatkan karena usaha kita, melainkan ia adalah anugerah. Anugerah atau rahmat yang menyatu dalam sebuah pekerjaan yang kita peroleh.
Ketiga, talenta atau bakat yang kita miliki, yang kita katakan sebagai rahmat khusus, datangnya dari Dia. Dan dengan talenta itu lah kita bekerja. Maka, bukankah itu berarti pekerjaan yang kita dapatkan berkat talenta itu, adalah sebuah rahmat juga?
Keempat, bahan baku yang kita olah dalam pekerjaan kita, semuanya tersedia karena rahmat.
Kelima, interaksi kita kepada banyak orang memberi kita identitas sekaligus komunitas. Ini adalah anugerah yang tidak kita dapatkan karena kekuatan kita melainkan anugerah yang tersedia dengan sendirinya karena kita bekerja.
Keistimewaan buku ini adalah bagaimana Jansen mencontohkan bagaimana ia menjelaskan
Etos 1: Kerja adalah Rahmat itu, ia teruskan hingga mencakup tujuh Etos lainnya. Yakni:
Etos 2: Kerja adalah Amanah; Aku bekerja penuh tanggung jawab.
Etos 3: Kerja adalah Panggilan; Aku bekerja tuntas penuh integritas.
Etos 4: Kerja adalah Aktualisasi; Aku bekerja penuh semangat
Etos 5: Kerja adalah Ibadah; Aku bekerja serius penuh kecintaan.
Etos 6: Kerja adalah Seni; Aku bekerja cerdas penuh kreativitas
Etos 7: Kerja adalah Kehormatan; Aku bekerja tekun penuh keunggulan.
Etos 8: Kerja adalah Pelayanan; Aku bekerja sempurna penuh kerendahan hati.